clip_image001
Daun sirih untuk pakan pengobatan pestisida alami petunjuk cara memanfaatkan khasiat yang dikandungnya
Daun sirih
Nama Latin : Piper Betle L Nama Lokal : Sirih, Suroh (jawa)

Daun sirih ternyata memiliki manfaat untuk ternak ayam kampung dan memang sudah banyak peternak yang tahu tapi mungkin adajuga yang belum tahu. Seperti bahan herbal lain bahwasanya daun sirih merupakan tanaman obat yang mujarab bagi hewan. Tidak hanya untuk ayam kampung manusia saja menggunakan daun sirih sebagai pengobatan. Berikut penjelasan dan pengalaman penulis tetang daun sirih tersebut


Khasiat Manfaat daun sirih dalam peternakan ayam  : 1. Sebagai pestisida alami
Daun sirih dapat dijadikan pestisida atau obat semprot kandang yang bisa dicampur dengan obat lain. Biasanya dicampur untuk menyemprot tempat bertelur ayam agar bebas dari hama penghisap seperti nyamuk dll.
2. Mengobati Luka/pendarahan
Biasanya digunakan pada ayam yang terkena masalah akibat kanibalisme, bertarung, maupun akibat luka masalah perkandangan. Contoh setelah ayam dipatuk (cocok juga diberikan saat ayam setelah diadu biasanya mata ayam sedikit kering dan berdarah) Dengan memberikan air daun sirih ini mata ayam kembali cerah dan bening.
3. Penghilang bau kotoran ayam
Memang daun sirih tidak begitu ampuh untuk menghilangkan bau pada kotoran ayam namun dengan manfaat daun sirih yang mempunyai fungsi memperlancar pencernaan dan membunuh bakteri saya rasa cukup bermanfaat
4. Menghilangkan Ngorok pada ayam
Saya sudah mencoba memberikan air rebusan daun sirih pada ayam yang ngorok selama 1 bulan. Alhamdulillah sekarang sudah sembuh. Tentu dicampur dengan jeruk nipis dan air hangat.
5. Pakan Organik
Daun sirih aman dikonsumsi bagi manusia ataupun hewan khususnya ayam kampung. Jadi pemberian pakan untuk ayam bila menggunakan sistem organik dapat pula diberikan kepada ayam.
Pengobatan dan pemeliharaan ayam menggunakan daun sirih dapat dari dalam maupun dari luar tubuh. Jika sahabat menggunakan daun sirih untuk bagian tubuh luar bisa langsung ditumbuk dan dicampur dengan air. Namun jika diberikan pada pakan atau air minum disarankan untuk memasaknya terlebih dahulu. Atau paling tidak direbus Jika pemberian daun sirih untuk pakan tidak direbus maka ayam akan keracunan. Paling parah adalah ayam menjadi gila. Dosis adalah 1/2 daun sirih ukuran besar. Disarankan pemberian daun sirih dari dalam tubuh diberikan pada ayam dara atau ayam dewasa. 
Demikian Khasiat Manfaat daun sirih dalam peternakan ayam semoga bermanfaat
Read More ...

5 komentar


Khasiat kunyit untuk ternak ayam aduan
Beberapa waktu lalu pernah posting khasiat kunyit untuk peternakan ayan kampung dan kali ini kembali saya posting khasiat kunyit untuk ternak ayam aduan Kunyit, kunir atau koneng yang nama latinnya Curcuma longa / Curcuma domestica, memiliki berbagai macam khasiat untuk kesehatan dan pengobatan ternak ayam

Khasiat dan Manfaat kunyit untuk ternak Ayam Bangkok / ayam aduan / Ayam Kampung
Manfaat Kunyit untuk ternak ayam aduan :
A. Obat Dalam
Umbi yang berumur lebih dari satu tahun dapat dipakai sebagai obat, umbi (rimpang) kunyit berkhasiat :
  • dapat mendinginkan badan ketika ayam terjangkit panas dalam atau saat kondisi panas
  • dapat membersihkan sisa kotoran pada saluran pencernaan sehingga zat  beracun tidak tersisa
  • membantu merangsang melepaskan kelebihan gas di usus
  • dapat menghentikan pendarahan dan mencegah penggumpalan darah.
Caranya umbi di haluskan dan di berikan makan ke ayam (bisa juga air perasannya)



B. Obat Luar
  • Bisa digunakan untuk mengobati pembengkakan setelah bertanding dengan cara diberehkan pada luka.
  • Digunakan sebagai parem di campurkan dengan Gambir & kapur sirih, borehkan cairannya ke sekujur badan ayam aduan, & dapat mempertebal kulit sehingga tahan gigitan serangga
  • Mengobati mata bengkak dengan cara teteskan cairan kunyit pada mata
  • Mengobati hidung yang berair karena pilek, dengan cara bersihkan hidung ayam aduan dengan cairan kunyit yang di panaskan
  • Mengobati turun urat caranya kunyit & daun sereh direbus, cairannya digunakan untuk mengkompres kaki ayam
Khasiat dan Manfaat kunyit untuk ternak Ayam Bangkok / ayam aduan / Ayam Kampung
KANDUNGAN KIMIA :
  • Kurkumin, desmetoksikumin sebanyak 10%
  • bisdesmetoksikurkumin sebanyak 1-5%
  • minyak atsiri yang terdiri dari Keton sesquiterpen, turmeron, tumeon 60%,
  • Zingiberen, felandren , sabinen , borneol dan sineil. 2,5%
  • Lemak sebanyak 1 -3%,
  • Karbohidrat sebanyak 3%, 
  • Protein 3%
  • Pati 8%
  • Garam-garam mineral, yaitu zat besi, fosfor, dan kalsium hingga 100 %
Khasiat dan Manfaat kunyit untuk ternak Ayam Bangkok / ayam aduan / Ayam Kampung
Read More ...

6 komentar

orange bk
Sejarah dan Asal Usul Ayam Petarung Ayam Bangkok
Ayam bangkok pertama kali dikenal di Cina pada 1400 SM. Ayam jenis ini selalu dikaitkan dengan kegiatan sabung ayam (adu ayam). Lama-kelamaan kegiatan sabung ayam makin meluas pada pencarian bibit-bibit petarung yang andal. Pada masa itu, bangsa Cina berhasil mengawinsilangkan ayam kampung mereka dengan beragam jenis ayam jago dari India, Vietnam, Myanmar, Thailand dan Laos.Para pencari bibit itu berusaha mendapat ayam yang sanggup meng-KO lawan cuma dengan satu kali tendangan.

Menurut catatan, sekitar seabad lalu, orang-orang Thailand berhasil menemukan jagoan baru yang disebut king’s chicken. Ayam ini punya gerakan cepat, pukulan yang mematikan dan saat bertarung otaknya jalan. Para penyabung ayam dari Cina menyebut ayam ini: leung hang qhao. Kalau di negeri sendiri, ia dikenal sebagai ayam bangkok.
Asal tahu saja, jagoan baru itu sukses menumbangkan hampir semua ayam domestik di Cina. Inilah yang mendorong orang-orang di Cina menjelajahi hutan hanya untuk mencari ayam asli yang akan disilangkan dengan ayam bangkok tadi. Harapannya, ayam silangan ini sanggup menumbangkan keperkasaan jago dari Thailand itu.
Konon, pada era enam puluhan di Laos nongol sebuah strain baru ayam aduan yang sanggup menyaingi kedigdayaan ayam bangkok. Namun setelah terjadi kawin silang yang terus-menerus maka nyaris tak diketahui lagi perbedaan antara ayam aduan dari Laos dengan ayam bangkok dari Thailand.
Di Thailand dan Laos, ada beberapa nama penyabung patut dicatat, seperti Vaj Kub, Xiong Cha Is dan kolonel Ly Xab. Pada 1975, ayam bangkok milik Vaj Kub sempat merajai Nampang, arena adu ayam yang cukup bergengsi di negeri PM Thaksin Sinawatra itu. Ayam yang bernama Bay itu merupakan salah satu hasil tangan dingin Vaj Kub dalam melatih dan mencari bibit ayam aduan yang handal.
Sejarah dan Asal Usul Ayam Petarung Ayam Bangkok
Kedigdayaan ayam-ayam hasil ternakan Vaj Kub berhasil disaingi rekan sejawatnya dari kota Socra, Malaysia. Mereka dari negeri jiran itu mampu menelurkan parent stock atau indukan unggul. Hanya saja, pada generasi berikutn ya, Mr. Thao Chai dari Thailand berhasil menumbangkan dominasi peternak dari Malaysia. Mr. Thao memberi nama jagoan baru itu, Diamond atau Van Phet.
Thailand memang tak perlu diragukan lagi sebagai negara penghasil ayam bangkok unggul. Malahan sektor ini sudah diakui sebagai penambah devisa negeri gajah putih tersebut. Dari Thailand bisnis ayam aduan ini tak hanya merambah kawasan Asia Tenggara saja, namun meluas ke Meksiko, Inggris dan Amerika Serikat.
Ada kebiasaan yang berbeda antara sabung ayam di Thailand dan negara kita. Di Thailand, ayam yang bertarung tak diperbolehkan memakai taji atau jalu. Alhasil, ayam yang diadu itu jarang ada yang sampai mati. Kebalikannya di Indonesia, ayam aduan itu justru dibekali taji yang tajam. Taji justru menjadi senjata pembunuh lawan di arena.
Di Indonesia, hobi mengadu ayam sudah lama dikenal, kira-kira sejak dari zaman Kerajaan Majapahit. Kita juga mengenal beberapa cerita rakyat yang melegenda soal adu ayam ini, seperti cerita Ciung Wanara, Kamandaka dan Cindelaras. Cerita rakyat itu berkaitan erat dengan kisah sejarah dan petuah yang disampaikan secara turun-temurun.
Kota Tuban, Jawa Timur diyakini sebagai kota yang berperan dalam perkembangan ayam aduan. Di sini, ayam bangkok pertama kali diperkenalkan di negara kita. Tak ada keterangan yang bisa menyebutkan perihal siapa yang pertama kali mengintroduksi ayam bangkok dari Thailand.
Sebetulnya, jenis ayam aduan dari dalam negeri (lokal) tak kalah beragam, seperti ayam wareng (Madura) dan ayam kinantan (Sumatra). Namun ayam-ayam itu belum mampu untuk menyaingi kedigdayaan ayam bangkok.
Sejarah dan Asal Usul Ayam Petarung Ayam Bangkok
Read More ...

26 komentar

Membesarkan

belut hingga siap panen dari bibit umur 1-3 bulan butuh waktu 7 bulan.
Namun, Ruslan Roy, peternak sekaligus eksportir di Jakarta Selatan,
mampu menyingkatnya menjadi 4 bulan. Kunci suksesnya antara lain
terletak pada media dan pengaturan pakan.


Belut yang dipanen Ruslan rata-rata
berbobot 400 g/ekor. Itu artinya sama dengan bobot belut yang dihasilkan
peternak lain. Cuma waktu pemeliharaan yang dilakukan Ruslan lebih
singkat 3 bulan dibanding mereka. Oleh karena itu, biaya yang
dikeluarkan Ruslan pun jauh lebih rendah. Selain menekan biaya produksi,
panen dalam waktu singkat itu mampu mendongkrak ketersediaan pasokan,
ujar Ruslan.


Pemilik PT Dapetin di Jakarta Selatan itu hanya mengeluarkan biaya
Rp8.000 untuk setiap kolam berisi 200 ekor. Padahal, biasanya para
peternak lain paling tidak menggelontorkan Rp14.000 untuk pembesaran
jumlah yang sama. Semua itu karena Ruslan menggunakan media campuran
untuk pembesarannya.


Media campuran


Menurut Ruslan, belut akan cepat besar
jika medianya cocok. Media yang digunakan ayah dari 3 anak itu terdiri
dari lumpur kering, kompos, jerami padi, pupuk TSP, dan mikroorganisme
stater. Peletakkannya diatur: bagian dasar kolam dilapisi jerami setebal
50 cm. Di atas jerami disiramkan 1 liter mikroorganisma stater.
Berikutnya kompos setinggi 5 cm. Media teratas adalah lumpur kering
setinggi 25 cm yang sudah dicampur pupuk TSP sebanyak 5 kg.


Karena belut tetap memerlukan air
sebagai habitat hidupnya, kolam diberi air sampai ketinggian 15 cm dari
media teratas. Jangan lupa tanami eceng gondok sebagai tempat
bersembunyi belut. Eceng gondok harus menutupi ¾ besar kolam, ujar
peraih gelar Master of Management dari Philipine University itu.


Bibit belut tidak serta-merta
dimasukkan. Media dalam kolam perlu didiamkan selama 2 minggu agar
terjadi fermentasi. Media yang sudah terfermentasi akan menyediakan
sumber pakan alami seperti jentik nyamuk, zooplankton, cacing, dan
jasad-jasad renik. Setelah itu baru bibit dimasukkan.


Pakan hidup


Berdasarkan pengalaman Ruslan, sifat
kanibalisme yang dimiliki Monopterus albus itu tidak terjadi selama
pembesaran. Asal, pakan tersedia dalam jumlah cukup. Saat masih anakan
belut tidak akan saling mengganggu. Sifat kanibal muncul saat belut
berumur 10 bulan, ujarnya. Sebab itu tidak perlu khawatir memasukkan
bibit dalam jumlah besar hingga ribuan ekor. Dalam 1 kolam berukuran 5 m
x 5 m x 1 m, saya dapat memasukkan hingga 9.400 bibit, katanya.


Pakan yang diberikan harus segar dan hidup, seperti ikan cetol, ikan
impun, bibit ikan mas, cacing tanah, belatung, dan bekicot. Pakan
diberikan minimal sehari sekali di atas pukul 17.00. Untuk menambah
nafsu makan dapat diberi temulawak Curcuma xanthorhiza. Sekitar 200 g
temulawak ditumbuk lalu direbus dengan 1 liter air. Setelah dingin, air
rebusan dituang ke kolam pembesaran. Pilih tempat yang biasanya belut
bersembunyi, ujar Ruslan.


Pelet ikan dapat diberikan sebagai pakan
selingan untuk memacu pertumbuhan. Pemberiannya ditaburkan ke seluruh
area kolam. Tak sampai beberapa menit biasanya anakan belut segera
menyantapnya. Pelet diberikan maksimal 3 kali seminggu. Dosisnya 5% dari
bobot bibit yang ditebar. Jika bibit yang ditebar 40 kg, pelet yang
diberikan sekitar 2 kg.


Hujan buatan


Selain pakan, yang perlu diperhatikan
kualitas air. Bibit belut menyukai pH 5-7. Selama pembesaran, perubahan
air menjadi basa sering terjadi di kolam. Air basa akan tampak merah
kecokelatan. Penyebabnya antara lain tingginya kadar amonia seiring
bertumpuknya sisa-sisa pakan dan dekomposisi hasil metabolisme. Belut
yang hidup dalam kondisi itu akan cepat mati, ujar Son Son. Untuk
mengatasinya, pH air perlu rutin diukur. Jika terjadi perubahan, segera
beri penetralisir.


Kehadiran hama seperti burung belibis,
bebek, dan berang-berang perlu diwaspadai. Mereka biasanya spontan masuk
jika kondisi kolam dibiarkan tak terawat. Kehadiran mereka
sedikit-banyak turut mendongkrak naiknya pH karena kotoran yang
dibuangnya. Hama bisa dihilangkan dengan membuat kondisi kolam rapi dan
pengontrolan rutin sehari sekali, tutur Ruslan.


Suhu air pun perlu dijaga agar tetap pada kisaran 26-28oC. Peternak
di daerah panas bersuhu 29-32oC, seperti Jakarta, Depok, Tangerang, dan
Bekasi, perlu hujan buatan untuk mendapatkan suhu yang ideal. Son Son
menggunakan shading net dan hujan buatan untuk bisa mendapat suhu 26oC.
Bila terpenuhi pertumbuhan belut dapat maksimal, ujar alumnus Institut
Teknologi Indonesia itu.


Shading net dipasang di atas kolam agar
intensitas cahaya matahari yang masuk berkurang. Selanjutnya 3 saluran
selang dipasang di tepi kolam untuk menciptakan hujan buatan. Perlakuan
itu dapat menyeimbangkan suhu kolam sekaligus menambah ketersediaan
oksigen terlarut. Ketidakseimbangan suhu menyebabkan bibit cepat mati,
ucap Son Son.


Hal senada diamini Ruslan. Jika tidak
bisa membuat hujan buatan, dapat diganti dengan menanam eceng gondok di
seluruh permukaan kolam, ujar Ruslan. Dengan cara itu bibit belut tumbuh
cepat, hanya dalam tempo 4 bulan sudah siap panen.



Read More ...

0 komentar


Ini adalah beberapa jenis penyakit yang sering terjadi pada Burung Kenari, diantaranya :

1. GANGGUAN PERNAPASAN
Penyakit gangguan pernapasan sering menyerang burung kenari, baik jantan maupun betina. Penyebab penyakit pernapasan adalah adanya infeksi sekunder pada saluran pernapasan oleh E. coli dan virus sejenis Mycoplasma gallisepticcum yang lebih terkenal dengan nama CRD (Chronic Respiratory Desease). Jika sudah kronis, penyakit ini sangat sukar disembuhkan dan biasanya lama kelamaan burung kenari yang terinfeksi penyakit ini akan mati. Penyakit pernapasan bersifat menular. Penularan penyakit ini dapat terjadi melalui kontak langsung antara kenari yang terinfeksi dari kenari yang sehat. Misalnya, indukan yang terinfeksi penyakit dan menyuapi anaknya, maka anak-anak burung yang disuapi akan tertular oleh penyakit tersebut. Penularan penyakit pernapasan juga dapat terjadi melalui keturunan. Anakan kenari yang berasal dan indukan yang sudah terkena penyakit akan mewarisi penyakit yang dimiliki oleh induknya tersebut. Penularan penyakit pernapasan dapat juga terjadi melalui makanan, minuman, lingkungan kandang yang kurang bersih, dan makanan/minuman yang tercemar kotoran burung yang terinfeksi penyakit.

Gejala-gejala penyakit pernapasan yang tampak adalah burung sering bersin-bersin, pada malam hari yang cuacanya dingin pernapasannya ngorok, hidung lembab/basah berlendir, dan aktivitas atau gerak burung menurun. 
Tindakan preventif dan kuratif untuk mengatasi penyakit pernapasan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. :
  • Burung kenari yang terinfeksi penyakit pernapasan segera diisolasi di kandang tersendiri dan diobati agar tidak menular kepada burung-burung kenari yang lain.
  • Sangkar, tempat makan, dan tempat minum selalu dikontrol dan semua kotoran yang terdapat di dalam sangkar ataupun di dalam wadah makanan/minuman selalu dibersihkan.
  • Makanan yang akan diberikan dicuci bersih dan dikeringkan untuk menghilangkan kemungkinan adanya residu pestisida pertanian yang membahayakan kesehatan burung.
  • Minuman yang kotor segera diganti dengan air yang bersih, segar, sehat, dan tidak mengandung bahan-bahan beracun yang membahayakan kesehatan burung. Air untuk minum direbus terlebih dahulu hingga mendidih untuk membunuh semua jenis bibit penyakit yang terdapat di dalamnya.

2. BERAK KAPUR
Penyakit berak kapur banyak menyerang beberapa jenis unggas. Penyakit ini dikenal juga dengan nama penyakit Salmonellosis atau Pullorum. Penyebab penyakit ini adalah Salmonella pullorum yang menyerang saluran pencernakan. Penyakit berak kapur bersifat menular. Tanda-tanda atau gejala serangan yang dapat dilihat adalah kotoran burung berbentuk cair dan berwarna putih seperti kapur, nafsu makan menurun, pada stadium tertentu burung mengalami kesulitan membuang kotoran. Jika diperhatikan, banyak kotoran berwarna putih melekat pada bulu di sekitar anus. Tanda lain burung kenari yang terserang penyakit berak kapur adalah muka pucat, bulu tidak teratur, sayap menggantung, dan burung tidak bergairah.

Pencegahan terhadap timbulnya penyakit berak kapur dapat dilakukan dengan menjaga
kebersihan sangkar, makanan, dan minuman. Setiap han sangkar dibersihkan dan segala kotoran, termasuk kotoran burung kenari itu sendiri. Gunakan desinfektan atau bioseptik untuk mencuci sangkar. Setiap dua hari sekali, tempat pakan dan tempat minum dibersihkan. Sisa-sisa makanan dibersihkan dibuang agar tidak berjamur dan diganti dengan makanan yang baru. Demikian juga, air minum harus selalu diganti dengan air baru yang sudah direbus (matang), bersih, dan sehat (tidak mengandung bahan-bahan beracun yang berbahaya).
Jika burung sudah terinfeksi penyakit berak kapur, burung tersebut harus segera dipisahkan dari burung-burung yang lain agar tidak menular. Burung yang sudah terinfeksi penyakit berak kapur diberi obat antibiotik secara intensif sesuai dengan petunjuk yang ada. Penggunaan obat antibiotik tidak boleh sembarangan, sebab jika kita tidak tahu secara pasti justru berakibat fatal.

3. SNOT atau CORYZA
Penyakit snot atau coryza disebabkan oleh virus Hemophillus gallinarum. Penyakit ini menyerang sekitar bagian muka burung sehingga menyebabkan bengkak dan muncul benjolan berwama merah di sekitar hidung, mata, dan telinga. Cara penularannya melalui perantaraan burung lain, udara, debu, makanan, dan minuman. Penularan penyakit ini juga dapat malalui keturunan. Tanda-tanda serangan penyakit snot atau coryza yang dapat dilihat adalah muka bengkak, hidung berlendir, sering bersin-bersin, sesak napas, dan nafsu makan turun. Jika tidak ditangani secara serius, lama kelamaan burung yang terserang penyakit ini akan mati.

Pencegahan terhadap serangan penyakit snot atau coryza dapat dilakukan dengan cara menjauhkan burung kenari yang terserang penyakit dan kelompok burung yang lain agar tidak menular. Di samping itu, sangkar tempat makan, dan minum harus selalu dibersihkan dan segala kotoran. Burung kenari yang terlanjur terserang penyakit snot atau coryza harus segera diberi obat yang sesuai.


4. BUBUL
Penyakit bubul (bumble foot) adalah jenis penyakit yang sering menyerang hampir semua jenis burung. Penyebab penyakit bubul adalah bakteri Staphylo coccus. Bakteri ini menyerang permukaan kulit, terutama kulit telapak kaki. Faktor utama yang menyebabkan timbulnya penyakit bubul adalah kebersihan sangkar, khususnya tempat bertengger.
Tanda-tanda serangan penyakit bubul yang dapat dilihat adalah kaki membengkak, kuku memanjang, sisik kaki melebar atau merenggang. Jika serangan penyakit bubul ini dibiarkan, maka lama kelamaan infeksi penyakit tersebut akan melebar dan bertambah besar.
Pencegahan terhadap serangan penyakit bubul dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar dan tempat bertengger burung.

5. CACINGAN
Cacingan adalah jenis penyakit yang menyerang saluran pencernaan dan hati. Penyebab cacingan adalah cacing, yakni cacing tambang, cacing gilig, cacing pita, dan cacing hati. Tanda-tanda serangan penyakit cacingan yang dapat dilihat adalah burung kurang bergairah, lemah, nafsu makan berkurang, bulu tidak teratur, kotoran berbentuk cair, dan berat badan burung menurun.
Faktor utama yang menyebabkan munculnya penyakit cacingan adalah kondisi sangkar dan tempat makan/minum yang kotor. Pencegahan terhadap serangan penyakit cacingan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan sangkar, tempat pakan, dan tempat minum. Oleh karena itu, sangkar, tempat pakan, dan tempat minum harus selalu dikontrol dan dibersihkan dari segala macam kotoran agar tidak menjadi sarang cacing.

6. MENCRET
Penyakit mencret yang sering menyerang burung kenari ada dua macam, mencret yang disebabkan oleh bakteri yang menyerang saluran pencernaan dan mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan. Tanda-tanda penyakit mencret yang disebabkan oleh bakteri adalah kotoran berbentuk cair, berwama keruh, berbau busuk, aktivitas (gerak) burung menurun, dan burung tidak memiliki nafsu makan. Sedangkan tanda-tanda mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan adalah kotoran berbentuk cair, berwama bening dan terdapat sedikit gumpalan, tidak begitu berbau busuk, nafsu makan masih tinggi, dan aktivitas burung masih cukup tinggi. Sayuran yang kotor (tidak dicuci) dan masih mengandung residu obat pembasmi serangga (pestisida) dapat meyebabkan keracunan bagi burung.
Penyakit mencret yang disebabkan oleh bakteri bersifat menular, sedangkan penyakit mencret yang disebabkan oleh keracunan makanan tidak menular. Penularan dapat melalui tempat makan, minuman, maupun kotoran burung yang menderita penyakit tersebut. Oleh karena itu, burung yang terserang penyakit mencret harus segera dikarantina agar tidak menular pada burung-burung yang lain.

7. KUTU BURUNG
Burung kenari juga sering diserang oleh kutu burung sehingga proses produksi dan penetasan telur yang dierami terganggu. Kutu burung yang menyerang kenari jantan akan mengakibatkan suara menjadi berkurang. Burung kenari yang terserang kutu burung menunjukkan tanda-tanda gelisah, sering menggigit-gigit bulu (Jw. didis), frekuensi suara berkurang, jika bulu burung disingkap akan tampak kutu-kutu yang bergerak di antara bulu. Jika tidak segera diobati, burung kenari yang terserang kutu burung lama kelamaan berat badan menjadi menurun, nafsu makan akan menurun, dan akhirnya mati.
Penyebab utama serangan kutu burung adalah kondisi sangkar yang kotor, lembab, berbau, dan burung jarang mandi. Pencegahan terhadap kutu burung dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan sangkar, menyediakan air yang cukup untuk mandi, dan burung sering dijemur.

8. VIRUS BURUNG
Beberapa waktu yang lalu muncul beberapa kasus terjadinya kelumpuhan anggota badan dan menurunnya daya tahan tubuh yang menurut para medis salah satu penyebabnya adalah flu burung. Kebetulan, orang yang terserang flu burung tersebut memelihara burung kenari. Dengan demikian, banyak orang beranggapan bahwa burung kenari merupakan pembawa virus flu burung yang membahayakan. Mungkin saja hal itu benar, namun menurut penulis kurang tepat. Sebab, virus yang menyebabkan flu burung dapat menyerang semua orang melalui perantaraan apa saja termasuk ayam, bebek, kucing, anjing, segala jenis burung, dan segala jenis hewan berbulu yang dipelihara orang. Berikut mi disajikan cuplikan beberapa artikel yang berhasil direkam penulis.

Beberapa waktu lalu, kira-kira pertengahan tahun 1997, masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya, dihebohkan dengan munculnya sejenis penyakit flu yang disebabkan oleh virus. Sementara orang beranggapan bahwa virus penyebab penyakit flu tersebut dibawa oleh burung. Penyakit flu yang hebat ini lebih dikenal dengan sebutan Flu Hongkong karena awal munculnya penyakit flu ini dari Hongkong. Serangan penyakit flu ini menelan banyak korban jiwa. Pada kasus yang sama, tahun 1968, flu Hongkong telah membunuh kurang lebih 700.000 jiwa tanpa ada obat yang dapat menyembuhkannya. Sekarang, virus pembawa maut tersebut tampaknya muncul lagi.
Menurut tim peneliti tentang virus dan Australia, virus yang membawa maut bagi manusia ataupun hewan ini sesungguhnya merupakan plasma pembawa sifat yang dibungkus mantel berupa protein sialidase dan hemaglutinin. Pada saat memasuki tubuh manusia dan berada di dalam sel, virus tersebut segera memperbanyak diri dan membentuk jutaan partikel yang disebut virion. Virion-virion inilah yang menyebarkan infeksi dan memasuki sel-sel di sekitarnya sehingga orang yang terserang virus ini merasakan sakit kepala, batuk-batuk, ngilu pada persendian, dan kondisi serta daya tahan tubuh penderita makin lemah. Jika penderita penyakit flu ini tidak segera mendapatkan perawatan dan pengobatan yang memadai, maka daya tahan tubuhnya akan semakin lemah dan menurun.

Penyebaran virus penyebab penyakit flu ini menurut ahli medis, dapat melalui perantaraan unggas, yakni segala jenis ayam, bebek, burung, serta beberapa hewan berbulu yang dipelihara orang . Jenis unggas termasuk yang memiliki kontribusi paling besar terhadap penyebaran virus tersebut. Untuk mencegah penyebaran virus tersebut, beberapa paramedis menganjurkan sebagai berikut. :
  • Upayakan kondisi lingkungan sangkar atau kandang hewan piaraan (termasuk sangkar/kandang burung) selalu dalam keadaan bersih. Jika perlu, sangkar atau kandang hewan piaraan secara periodik dilakukan cuci hama (desinfektan).
  • Upayakan tubuh mendapat pasokan protein tinggi dan berbagai sumber makanan, misalnya daging, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan untuk menolong tubuh membangun sistem kekebalan sebagai penangkal serangan virus.
  • Jaga temperatur tubuh agar tetap stabil, tidak kepanasan ataupun kedinginan baik di luar ruangan maupun di dalam ruangan.
  • Pastikan ruangan-ruangan rumah memiliki ventilasi yang cukup dan mendapat aliran udara segar.
  • Makanan dan minuman harus dalam kondisi matang dan bersih, karena virus tidak dapat bertahan pada suhu yang tinggi.
  • Basuhlah selalu kedua tangan setelah memegang binatang piaraan, baik unggas (termasuk burung) maupun jenis hewan piaraan lainnya.

Sumber : kenariku.tripod.com
Read More ...

0 komentar

Memelihara burung ternyata juga membawa kecemasan bagi pemeliharanya terlebih jika burung yang dipelihara ternyata termasuk dalam kategori burung langka yang hampir punah dan dilindungi oleh Pemerintah dan Undang-Undang UU. dan ternyata masalah Perlindungan burung ini juga tidak sebatas pada burung yang masih hidup tetapi juga berlaku pada burung-burung yang sudah Mati lalu di awetkan.
Apa saja burung yang dilindungi tersebut ?, berikut ini adalah daftar dari burung-burung yang dilindungi oleh pemerintah yang tertulis dalam
Lampiran PP no 7 th. 1999



No.
Nama Ilmiah
Nama Indonesia
1
Accipitridae
Semua jenis burung Elang
(semua jenis dari famili Accipitridae)
2
Aethopyga exima
3
Aethopyga duyvenbodei
4
Alcedinidae
(semua jenis dari famili Alcedinidae)
5
Alcippe pyrrhoptera
Brencet wergan / wergan jawa
6
Anhinga melanogaster
7
Aramidopsis plateni
8
Argusianus argus
9
Bubulcus ibis
10
Bucerotidae
Julang, Enggang, Rangkong, Kangkareng
(semua jenis dari famili Bucerotidae)
11
Cacatua galerita
12
Cacatua goffiniana
13
Cacatua moluccensis
14
Cacatua sulphurea
15
Cairina scutulata
16
Caloenas nicobarica
17
Casuarius bennetti
18
Casuarius casuarius
19
Casuarius unappenddiculatus
20
Ciconia episcopus
21
Colluricincla megarhyncha
22
Crocias albonotatus
23
Ducula whartoni
Pergam raja
24
Egretta sacra
25
Egretta spp.
(semua jenis dari genus Egretta)
26
Elanus caerulleus
27
Elanus hypoleucus
28
Eos histrio
Nuri Sangir / Nuri Talaud
29
Esacus magnirostris
30
Eutrichomyias rowleyi
31
Falconidae
Burung alap-alap, Elang
(semua jenis dari famili Falconidae)
32
Fregeta andrewsi
Burung gunting, Bintayung
33
Garrulax rufifrons
34
Goura spp.
Burung dara mahkota, Burung titi,
Mambruk (semua jenis dari genus Goura)
35
Gracula religiosa mertensi
Beo Flores
36
Gracula religiosa robusta
37
Gracula religiosa venerata
Beo Sumbawa
38
Grus spp.
Jenjang (semua jenis dari genus Grus)
39
Himantopus himantopus
Trulek lidi, Lilimo
40
Ibis cinereus
Bluwok, Walangkadak
41
Ibis leucocephala
42
Lorius roratus
43
Leptoptilos javanicus
44
Leucopsar rothschildi
45
Limnodromus semipalmatus
46
Lophozosterops javanica
47
Lophura bulweri
48
Loriculus catamene
49
Loriculus exilis
50
Lorius domicellus
51
Macrocephalon maleo
52
Megalaima armillaris
53
Megalaima corvina
54
Megalaima javensis
55
Megapoddidae
Maleo, Burung gosong
(semua jenis dari famili Megapododae)
56
Megapodius reintwardtii
57
Meliphagidae
(semua jenis dari famili Meliphagidae)
58
Musciscapa ruecki
Burung kipas biru
59
Mycteria cinerea
Bangau putih susu, Bluwok
60
Nectariniidae
Burung madu, Jantingan, Klaces
(semua jenis dari famili Nectariniidae)
61
Numenius spp.
Gagajahan
(semua jenis dari genus Numenius)
62
Nycticorax caledonicus
63
Otus migicus beccarii
Burung hantu Biak
64
Pandionidae
(semua jenis dari famili Pandionidae)
65
Paradiseidae
(semua jenis dari famili Paradiseidae)
66
Pavo muticus
Burung merak
67
Pelecanidae
(semua jenis dari famili Pelecanidae)
68
Pittidae
(semua jenis dari famili Pittidae)
69
Plegadis falcinellus
70
Polyplectron malacense
71
Probosciger aterrimus
72
Psaltria exilis
73
Pseudibis davisoni
Ibis hitam punggung putih
74
Psittrichas fulgidus
75
Ptilonorhynchidae
76
Rhipidura euryura
77
Rhipidura javanica
78
Rhipidura phoenicura
79
Satchyris grammiceps
Burung tepus dada putih
80
Satchyris melanothorax
Burung tepus pipi perak
81
Sterna zimmermanni
Dara laut berjambul
82
Sternidae
Burung dara laut
(semua jenis dari famili Sternidae)
83
Sturnus melanopterus
Jalak putih, Kaleng putih
84
Sula abbotti
Gangsa batu aboti
85
Sula dactylatra
Gangsa batu muka biru
86
Sula leucogaster
Gangsa batu / Angsa batu cokelat
87
Sula sula
Gangsa batu / Angsa batu kaki merah
88
Tanygnathus sumatranus
89
Threskiornis aethiopicus
Ibis putih, Platuk besi
90
Trichoglossus ornatus
Kasturi Sulawesi
91
Tringa guttifer
92
Trogonidae
Kasumba, Suruku, Burung luntur
93
Vanellus macropterus

ket ; klik link untuk melihat gambar


Lalu apa sangsinya jika kita kebetulan memiliki dan memelihara burung yang termasuk dalam daftar dilindungi ;
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 5 TAHUN 1990
TENTANG
KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

Pasal 21

(1) Setiap orang dilarang untuk :


  • mengambil, menebang, memiliki, merusak, memusnahkan, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan tumbuhanyang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati. 
  • mengeluarkan tumbuhan yang dilindungi atau bagian-bagiannya dalam keadaan hidup atau mati dari suatutempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luar Indonesia.
(2) Setiap orang dilarang untuk :
  • menangkap, melukai, membunuh, menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yangdilindungi dalam keadaan hidup; 
  • menyimpan, memiliki, memelihara, mengangkut, dan memperniagakan satwa yang dilindungi dalam keadaan mati; 
  • mengeluarkan satwa yang dilindungi dari suatu tempat di Indonesia ke tempat lain di dalam atau di luarIndonesia; 
  • memperniagakan, menyimpan atau memiliki kulit, tubuh, atau bagian-bagian lain satwa yang dilindungi ataubarang-barang yang dibuat dari bagian-bagian tersebut atau mengeluarkannya dari suatu tempat di Indonesia ketempat lain di dalam atau di luar Indonesia; 
  • mengambil, merusak, memusnahkan, memperniagakan, menyimpan atau memiliki telur dan atau sarang satwa yangdillindungi.

Pasal 40

(2)

* Barang siapa dengan sengaja melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dandenda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

(4)

* Barang siapa karena kelalaiannya melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 21 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 33 ayat (3) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Read More ...

0 komentar